Saturday, July 15, 2006

Olimpiade Fisika Internasional

*Indonesia Optimistis Raih 2 Emas

[JAKARTA] Tim Olimpiade Fisika Internasional (TOFI) berpeluang meraih dua medali emas dalam ajang Olimpiade Fisika Internasional (OFI) ke-37 di Singapura.Dari uji fisika teori, ada dua peserta Indonesia yang mendapatkan nilai baik. Bahkan, ada satu orang peserta Indonesia yang meraih poin yang mendekati sempurna.

Hal itu dikatakan Ketua TOFI Yohanes Surya di Singapura seperti disampaikan Koordinator Publikasi OFI dari Departemen Pendidikan Nasional, Hidayat Muchtar kepada Pembaruan, melalui surat elektronik Jumat (14/7). Menurut Yohanes, peluang dua medali emas diperkirakan dapat diraih Jonathan Pradana Mailoa (SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta) dan Pangus Ho (SMAK 3 BPK PENABUR Jakarta). Sedangkan tiga peserta dari Indonesia, Irwan Ade Putra (SMAN 1 Pekan Baru, Riau), Andy Octavian Latief (SMAN 1 Pamekasan), dan Muhammad Firmansyah Kasim (SMP Athirah Makasar, Sulawesi Selatan) berpeluang meraih medali perak dan perunggu.

"Peluang ini saya perkirakan setelah saya memeriksa jawaban uji fisika teori. Tapi, tim juri belum memberitahu ke kita berapa nilai pastinya. Kita tunggu saja nanti," kata Yohanes.

Yohanes mengatakan, hasil uji fisika teori nanti akan ditambahkan dengan nilai uji eksperimen fisika. Sayangnya, tidak semua peserta Indonesia melakukan uji eksperimen dengan baik. "Firman mengatakan kepada saya, kalau dia kesulitan menyelesaikan uji eksperimen, karena dia mengambil data terlalu banyak. Sehingga, dia tidak sempat membuat analisisinya. Maklum lah, baru SMP," kata Yohanes.

Perolehan medali sangat tergantung dengan nilai uji teori dan eksperimen dari tim OFI negara lain. Panitia memberikan bobot penilaian sebesar 40 persen untuk uji eksperimen dan 60 persen untuk hasil uji teori fisika. Selain itu, perolehan medali juga ditentukan oleh jumlah medali yang akan diperebutkan dalam kompetisi untuk pelajar SMA ini. Pada Kamis (13/7) malam, panitia dan pembina akan membahas batas perolehan medali emas, perak, dan perunggu. "Biasanya sih, setiap tahunnya ada 20 sampai 30 medali emas yang diperebutkan,'' kata Yohanes.

Dalam OFI 2006, para peserta terbaik adalah mereka yang berhasil masuk enam persen dari jumlah peserta yang akan meraih medali emas 12 persen berikutnya perak, dan 18 persen berikutnya lagi perunggu. "Tim juri akan memberi penilaian, tapi kita sebagai pembina bisa mengajukan keberatan di International Board Meeting. Setelah moderasi nilai peserta, seorang peserta yang nilainya masuk dalam jangkauan suatu medali dari penentuan awal, peserta itu berhak mendapatkan medali," kata dia.

Sebelumnya, TOFI menargetkan tiga medali emas dalam ajang OFI ke-37 di Singapura. Tahun lalu, Indonesia berhasil meraih dua emas di OFI ke-36 di Salamanca, Spanyol.

Olimpiade fisika adalah pertandingan fisika antarpelajar terbaik di dunia yang sudah berlangsung sejak tahun 1967. Tiap negara mengirimkan maksimal lima pelajar terbaiknya. Indonesia mengikuti OFI sejak 1993, saat itu Okky Gunawan mendapatkan satu medali perunggu. Sejak saat itu, Indonesia terus mencatatkan prestasi dan bersaing dengan tim unggulan OFI seperti China, Hungaria, Rusia dan Amerika Serikat.

Fisika Eksperimen Sulit
Sementara itu berdasar pengakuan sejumlah peserta dari beberapa negara yang ditemui wartawan sesuai menyelesaikan uji fisika eksperimen di sports hall Nanyang Institute of Education (NIE) Rabu (12/7) mengaku soal uji eksperimen Olimpiade Fisika Internasional (OFI) ke-37 lebih sulit dan kompleks dibandingkan dengan soal uji eksperimen olimpiade serupa tahun lalu. Para peserta mengaku kesulitan untuk menyelesaikan persoalan dengan baik.

Kesulitan besar dalam mengerjakan uji eksperimen fisika ini adalah banyaknya pertanyaan yang diajukan, padahal waktunya terbatas. Para peserta sebagian besar mengerjakan soal dengan terburu-buru. Rata-rata dibutuhkan waktu satu jam lebih 15 menit untuk menyelesaikan satu soal. "Soal pada olimpiade kali ini sangat sulit, saya selesai mengerjakan pada menit-menit terakhir," kata Halasz Gabor, peserta OFI ke-37 asal Hungaria yang tahun lalu meraih medali emas OFI ke-36 dengan poin tertinggi 49,5.

Hal senada juga diungkapkan oleh peserta tim unggulan OFI dari negara China, Zhu Li. Dia mengatakan, materi soalnya sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya karena keterbatasan waktu, menjadikan olimpiade kali ini lebih berat. Karena itu, dirinya tidak yakin akan mendapatkan medali emas pada olimpiade untuk pelajar SMA ini. "Kami disajikan empat soal yang memang memerlukan waktu lama untuk mengerjakannya. Kalau waktunya cukup, pasti bisa saya selesaikan dengan lebih baik lagi," katanya.

Sementara itu, peserta dari Indonesia, Andy Octavian Latief mengakui dirinya cukup kesulitan untuk merampungkan jawaban dari empat soal yang diberikan panitia OFI ke-37. "Kesulitannya, karena waktunya mepet. Ada empat eksperimen yang seluruh jawabannya berkaitan. Sementara itu, kami harus riset alat mulai dari awal lagi jika pindah ke persoalan lain. Makanya, saya selesai sepuluh menit sebelum waktu berakhir,'' ujar siswa SMAN 1 Pamekasan yang pernah meraih medali perunggu dalam ajang Olimpiade Fisika Asia VII di Kazakshtan.[E-8].

Sumber: Suara Pembaruan, 14 Juli 2006

0 Comments:

Post a Comment

<< Home