Wednesday, August 30, 2006

Ditemukan Baketri Yang Bisa Menumbuhkan Emas

Bongkahan emas ternyata bisa ditumbuh - kembangkan oleh sejenis bakteri. Demikian hasil penelitian Dr. Frank Reid dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), Australia, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science.

Gambar: Citra scanning electron bakteri pada butiran emas, diperbesar 5000 kali, dari tambang emas Hit Or Miss.

Dalam tulisan berjudul Biomineralization of gold: biofilms on bacterioform gold, Frank Reith menunjukkan bahwa bakteri memegang peran kunci dalam pembentukan butiriran emas sekunder.

Dalam studi atas butiran emas berukuran 0.2 mm hingga 2.5 mm ditemukan bahwa bakteri tertentu yang melekat pada butiran-buiran itu mengakumulasi emas dari cairan sekitarnya.

“Asal usul butir-butir emas sekunder adalah sebuah topik kontroversial yang diperdebatkan secara luas dalam masyarakat ilmiah”, katanya. “Sebuah teori menyebutkan bahwa proses-proses mikrobial terlibat dalam pembentukan butiran emas, yang mungkin berperan pada salah satu deposit terbesar di dunia, yakni deposit Witwatersrand di Afrikas Selatan”.

Dengan menggunakan teknik biologi molekuler, Dr. Reith menemukan suatu biofilm (sekelompok mikroorganisme) pada permukaan butiran-butiran emas. Penyosokan DNA (DNA profiling) atas biofilm ini mengidentifikasi 30 spesies bakteri yang unik pada butiran-butiran emas itu dibandingkan dengan tanah di sekitarnya.

Satu spesies pada semua butiran emas yang positif DNA dari tambang Tomakin Park di New South Wales dan tambang emas Hit Or Miss di Queensland telah dicirikan. Sekuens DNA dari species ini mencirikannya sebagai ralstonia metallidurans bacterium.

“Langkah selanjutnya adalah melihat apakah kami bisa mengamati endapan emas pada kehadiran kultur bakteri-bakteri ini”, Dr. Reid menjelaskan.

"Dengan menempatkan suatu kultur bakteri dalam emas terlarut – yang sangat berbahaya (beracun) bagi mikroorganisme – saya mengamati pen gendapan emas yang aktif."

"Bakteri ini mampu bertahan dalam kandungan emas yang bisa mematikan mikroorganisme lain”.

Penelitian Dr. Reith ini menarik minat industri penambangan emas karena teori pembentukan emas hingga saat ini tidak melibatkan pengembangan secara biologis.

“Apabila kita memiliki bateri yang dapat membuat emas dari suatu larutan, hal ini memberikan peluang untuk mengembangkan teknik pemrosesan biolgis untuk bijih emas”.

Sumber: The Advertiser, 15 Juli 2006 – Sabtu & dan Situs CSIRO http://www.csiro.au

Friday, August 11, 2006

JK Sindir Kantor Menristek dan LIPI

Kamis, 10 Agustus 2006

Wakil Presiden Jusuf Kalla menantang para peneliti di Indonesia untuk menciptakan teknologi yang lebih baik, murah dan mudah. Ia berharap setiap teknologi yang diciptakan bermanfaat.

Kalla menyampaikan hal itu dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-11 di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (10/8/2006).

Jika bicara soal teknologi, kata Kalla, yang paling penting adalah manfaat dari teknologi itu. Kalau teknologi tidak memberikan nilai tambah sama juga bohong. Sama halnya dengan menciptakan sesuatu yang mahal, tapi tidak ada gunanya.

"Jadi saya tantang kalau mau menyelamatkan presiden agar tidak didemo terus karena impor beras, cuma satu jawabannya, ciptakan bibit yang lebih pendek usianya dan lebih tinggi produksinya. Kalau masih impor beras terus apa gunanya lembaga riset di mana-mana," sindir dia.

Kalla juga menyindir kantor Menristek yang dinilainya mewah tapi tidak banyak hasil yang dikeluarkan.

"Ada LIPI tapi yang diketahui orang adalah pandangan politik dan kritiknya terhadap pemerintah. Saya mengira LIPI kepanjangannya Lembaga Ilmu Politik Indonesia, tapi ternyata Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, bukan ilmu politik," cetusnya.

Saat ini perkembangan teknologi yang tidak maju alasannya selalu karena kurang anggaran. Tapi bagaimana bisa maju jika teknologi tidak mampu menciptakan sesuatu yang efisien.(umi)

Sumber : detik.com (10 Agustus 2006)